Langsung ke konten utama

MAKIN DIPERCAYA, MAKIN BANYAK TANGGUNG JAWABNYA

 MAKIN DIPERCAYA, MAKIN BANYAK TANGGUNG JAWABNYA

Salah satu adegan dari film Spiderman yang paling gua sukai dan paling sering gua baca adalah di bagian awal-awal berubahnya Peter Peker menjadi Spiderman. Saat itu Paman Ben terbunuh, sedangkan Peter Parker yang baru saja mengetahui rahasia kehebatan dirinya justru berfoya-foya dan menggunakan kehebatan dirinya untuk mendapatkan uang. Ia tidak peduli siapa pun ketika ada orang yang dirampok. Ia merasa, itu bukan urusannya. Namun, segalanya berubah tatkala penjahat yang dibiarkan lolos itu lah justru membunuh Paman Ben yang dikasihinya. 


Sebelum meninggal, ada kalimat dari Paman Ben untuk Peter Parker, sang Spiderman, yang begitu bagus. "WITH MORE POWER, COMES MORE RESPONSIBILITY." Artinya, dengan semakin banyaknya kekuatan, kelebihan dan kemampuan yang kita miliki, semakin banyak tanggung jawab kita. DENGAN SEMAKIN BANYAK KEKUASAAN, TUNJUKKAN BAHWA KAMU ORANG YANG SEMAKIN BERTANGGUNG JAWAB. 


Komentar tersebut tidak hanya berlaku apabila kita diberi kekuasaan untuk menjadi pemimpin kegiatan ekstra di Sekolah atau Kampus, menjadi pemimpin Regu, atau untuk ini dan itu di sekolah atau organisasi. Memang, sebenarnya MAKIN DIPERCAYA seharusnya kita semakin BERTANGGUNG JAWAB. Bukannya hal itu dijadikan sebagai "AJI MUMPUNG" ataupun untuk petantang petenteng. Atau pun, punya posisi malah dipakai untuk gaet perempuan dan mempermainkan perasaan orang lain. Ketika kamu mendapatkan kemudahan, posisi, atau dipercaya, ingatlah bahwa itu artinya kamu harus SEMAKIN BERTANGGUNG JAWAB untuk melaksanakan tugas itu dengan baik. Ingat, pada akhirnya kekuasaan itu akan hilang. Pikirkan, orang akan mengenal kita saat menjadi pemimpin. Orang pun akan mengatakan, "Pada saat dia jadi pemimpin, banyak kegiatan dan acara berguna yang dilakukan" atau "Ah, dia sih pemimpin karena ortunya kaya. Tapi ngga bisa ngapa-ngapain. Cuma bisa sok aja." Mari sama-sama kita SADARI itu dan AKUI adanya RISIKO REPUTASI. 

Karena itu, saat bumi masih kita pijak, peran apa pun yang kita terima, GIVE YOUR BEST. 

INGAT, "BUKAN POSISI, TAPI KUALITAS."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...