30 - 05 - 2021
TAK PERCAYA? BUKTIKAN SAJA!Dear, Para Pencari.
Saya sering menggemakan satu buah kalimat, "Kemampuan kita untuk belajar sesuatu yang baru, untuk tujuan apa pun, tak terbatas." Karena saya percaya, jika seorang anak manusia benar telah sedia kehendak 100% untuk memiliki suatu kemampuan baru, mesti ia mampu memiliki kemampuan tersebut. Siapa pun orangnya.
Seorang terkemuka di kalangan penulis sebangsa J.K. Rowling yang menjadi sorotan kesusasteraan internasional berkat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter yang ditulisnya dari Edinburgh, Skotlandia. Pengarang produktif dalam sejarah sastra Indonesia, Pramoedya Ananta Toer yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Maupun Paulo Coelho yang telah menerima sejumlah penghargaan internasional sebab karya-karyanya.
Seorang terkenal semacam Ki Hadjar Dewantara, Muhammad Hatta, Barrack-Michelle Obama, Colonel (Harland) Sanders, Dr. Ir. H. Soekarno, Zig Ziglar, Nick Vujicic, R.A Kartini, Albert Einstein, Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, Bill Clinton, Jenderal Besar TNI. H. M. Soeharto hingga Jenderal Besar Raden Soedirman maupun seorang ternama di belahan dunia lainnya. Kalau seorang anak manusia itu bersedia memiliki kemampuan baru, memiliki minat tinggi untuk mencoba belajar suatu hal baru. Sudah tentu rela menanggalkan zona rebahannya. Berkepastian mampu mencapai cita dan cintanya. Tak percaya? Buktikan saja!
Mengutip ucapan pelawak Whoopi Goldberg, "Satu-satunya kata-kata kutukan yang saya tahu adalah 'Aku tidak bisa'."
Atau barangkali Anda perlu teori ini lebih dahulu untuk membuktikan?
Berani mencoba = 50% berhasil, 50% coba lagi.
Takut mencoba = 100% gagal, 0% berhasil.
Tidak sempurna tidak apa-apa, yang terpenting Anda sudah mencoba.
Hidup memang sebuah perjalanan. Sepanjang jalan, Anda akan bertemu orang, mengunjungi tempat-tempat yang berbeda, dan merasakan pelbagai macam perasaan. Banyak dari hal-hal ini tampaknya membosankan, rutin dan tidak berarti. Akan tetapi, ketika Anda mengumpulkan pengalaman hidup, waspadalah. Anda tidak pernah tahu hal yang dapat menjelma menjadi permata. Beberapa permata yang paling berharga yang Anda temukan sepanjang jalan bisa jadi hal-hal yang Anda pelajari yang tampak tidak penting pada saat itu. Ketika Anda belajar sesuatu yang baru, ini biasanya berhubungan dengan sesuatu yang telah Anda pelajari di masa lalu. Ini bisa juga menyatu dengan sesuatu yang akan Anda Pelajari di masa depan.
Pandanglah belajar sebagai proses berkesinambungan. Setiap hal baru yang Anda pelajari adalah membangun blok, satu langkah menuju pengetahuan yang lebih besar. Saat Anda membangun dasar pengetahuan dan keterampilan Anda, Anda naik menuju sukses yang lebih besar. Jadi, lebih banyak Anda tahu, lebih baik. Pengetahuan dari bidang yang tampaknya tidak berhubungan sebenarnya memperluas bidang keahlian Anda sendiri, bila Anda belajar cara menerapkannya. Memperluas pandangan cakrawala karier Anda, misalnya, dapat membantu Anda mengenali cara menerapkan semua keterampilan Anda.
Teman mahasiswa saya sering kali mengeluh tentang banyaknya kelas yang harus mereka ambil yang tidak berkaitan dengan jurusan mereka. Bagi mahasiswa teknik, bahasa inggris terasa seperti batu yang membebani mereka. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa insinyur yang menduduki jabatan penyelia menghabiskan 80 persen waktunya untuk berkomunikasi, dan hanya 20 persen waktu mereka dihabiskan untuk pekerjaan tekniknya. Insinyur dengan kemampuan menulis yang baik dapat menghasilkan lebih banyak uang. Jadi, bagi seorang insinyur, batu yang disebut "bahasa Inggris" menjadi batu permata.
Semua pengetahuan adalah sumber yang dapat diterapkan dalam beberapa bentuk. Kenalilah permata - permata tersembunyi ini dalam pengalaman Anda sendiri dan temukan betapa semua ini memenuhi tuntunan karier Anda. Kunci untuk menemukan permata - permata di antara sekantong penuh batu - batuan adalah eksplorasi. Anda memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman seumur hidup untuk memunculkan yang unik dari diri Anda sendiri.
Suatu ketika ada pertanyaan yang diajukan kepada saya, "Sebetulnya yang Anda pelajari itu seputar apa? Pemberdayaan diri yang bagaimana yang Anda ikuti? Kok, saya melihat, Anda juga mendalami hal-hal tentang meta?"
Sudah tidak asing bagi saya menanggapi teman - teman dan sahabat yang bertanya tentang apa yang saya tekuni dan dalami. Banyak dari mereka penasaran dengan latar belakang apa yang saya geluti. Sederhananya, seperti yang sering saya gaungkan "Kemampuan kita untuk belajar sesuatu yang baru. Untuk tujuan apapun. Tak terbatas." Minimal, Saya bisa menanggapi omongan klien saya dengan verstehen.
"Apakah yang telah Anda tekuni kepakai semua saat melayani klien yang datang?" Hihi. Masa iya, Anda memakai semua yang Anda punya sekaligus dalam satu waktu. Tentu, saya hanya memakai yang dibutuhkan saja. Persis serupa judul Sesuai Porsi dan Posisikan Saja Sesuai dengan Fungsinya ketika melayani klien-klien. Utamanya, apa yang saya tekuni, dalami, dan ikuti itulah yang menjadi bekal. Kan kata orang bijak, "Musuhmu adalah dirimu sendiri", sebab itu mari gunakan bekal sebaik-baiknya.
"Deliver you global, quality with personality."
Ada etika yang harus di indah kan bersama. “Aku di sini engkau di sana”, “Aku begini engkau begitu”, jangan semua ada di sini, jangan semua begini, supaya tidak ada benturan. Padahal setiap agama mengemban misi yang tidak berbeda, Islam dengan “dakwah”-nya, Kristen dengan “evangelisasi”-nya. Begitu juga Hindu, Buddha dan yang lainnya, asal pada tempatnya masing-masing. “Aku di sini engkau di sana, sama saja”, begitu suara merdu Broery Marantika yang legendaris itu menutup suatu refleksi.
Semoga kita berperhatian penuh dengan kebijaksanaan, agar kita menjalani hidup yang bermanfaat. Semoga semua yang bernyawa hidup tenteram, sejahtera, bahagia dan bebas dari penderitaan.
Siapa kita hari ini?
Berada dimana kita saat ini?
Kemana kita selama ini mengarahkan waktu kita yang terbatas?
Untuk apa sajakah kita menghabiskan waktu?
Apakah kita peduli dengan penggunaan waktu?
Senyampang masih diberi keberlangsungan hidup, marilah menjejak segenap semesta dengan sedari awal menyadari mengenakan kesadaran utuh mengindahkan kehadiran penuh.
Telah sama-sama kita ketahui, "Sangatlah sia-sia bila kita menyalurkan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna." Mari sama-sama kita merajut untuk merapikan segala hal yang berkaitan dengan diri kita.
Terima kasih telah membaca.
Salam Rahayu untuk Kita Semua
Nuzulul Fajar
Saya sering menggemakan satu buah kalimat, "Kemampuan kita untuk belajar sesuatu yang baru, untuk tujuan apa pun, tak terbatas." Karena saya percaya, jika seorang anak manusia benar telah sedia kehendak 100% untuk memiliki suatu kemampuan baru, mesti ia mampu memiliki kemampuan tersebut. Siapa pun orangnya.
Seorang terkemuka di kalangan penulis sebangsa J.K. Rowling yang menjadi sorotan kesusasteraan internasional berkat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter yang ditulisnya dari Edinburgh, Skotlandia. Pengarang produktif dalam sejarah sastra Indonesia, Pramoedya Ananta Toer yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Maupun Paulo Coelho yang telah menerima sejumlah penghargaan internasional sebab karya-karyanya.
Seorang terkenal semacam Ki Hadjar Dewantara, Muhammad Hatta, Barrack-Michelle Obama, Colonel (Harland) Sanders, Dr. Ir. H. Soekarno, Zig Ziglar, Nick Vujicic, R.A Kartini, Albert Einstein, Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, Bill Clinton, Jenderal Besar TNI. H. M. Soeharto hingga Jenderal Besar Raden Soedirman maupun seorang ternama di belahan dunia lainnya. Kalau seorang anak manusia itu bersedia memiliki kemampuan baru, memiliki minat tinggi untuk mencoba belajar suatu hal baru. Sudah tentu rela menanggalkan zona rebahannya. Berkepastian mampu mencapai cita dan cintanya. Tak percaya? Buktikan saja!
Mengutip ucapan pelawak Whoopi Goldberg, "Satu-satunya kata-kata kutukan yang saya tahu adalah 'Aku tidak bisa'."
Atau barangkali Anda perlu teori ini lebih dahulu untuk membuktikan?
Berani mencoba = 50% berhasil, 50% coba lagi.
Takut mencoba = 100% gagal, 0% berhasil.
Tidak sempurna tidak apa-apa, yang terpenting Anda sudah mencoba.
Hidup memang sebuah perjalanan. Sepanjang jalan, Anda akan bertemu orang, mengunjungi tempat-tempat yang berbeda, dan merasakan pelbagai macam perasaan. Banyak dari hal-hal ini tampaknya membosankan, rutin dan tidak berarti. Akan tetapi, ketika Anda mengumpulkan pengalaman hidup, waspadalah. Anda tidak pernah tahu hal yang dapat menjelma menjadi permata. Beberapa permata yang paling berharga yang Anda temukan sepanjang jalan bisa jadi hal-hal yang Anda pelajari yang tampak tidak penting pada saat itu. Ketika Anda belajar sesuatu yang baru, ini biasanya berhubungan dengan sesuatu yang telah Anda pelajari di masa lalu. Ini bisa juga menyatu dengan sesuatu yang akan Anda Pelajari di masa depan.
Pandanglah belajar sebagai proses berkesinambungan. Setiap hal baru yang Anda pelajari adalah membangun blok, satu langkah menuju pengetahuan yang lebih besar. Saat Anda membangun dasar pengetahuan dan keterampilan Anda, Anda naik menuju sukses yang lebih besar. Jadi, lebih banyak Anda tahu, lebih baik. Pengetahuan dari bidang yang tampaknya tidak berhubungan sebenarnya memperluas bidang keahlian Anda sendiri, bila Anda belajar cara menerapkannya. Memperluas pandangan cakrawala karier Anda, misalnya, dapat membantu Anda mengenali cara menerapkan semua keterampilan Anda.
Teman mahasiswa saya sering kali mengeluh tentang banyaknya kelas yang harus mereka ambil yang tidak berkaitan dengan jurusan mereka. Bagi mahasiswa teknik, bahasa inggris terasa seperti batu yang membebani mereka. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa insinyur yang menduduki jabatan penyelia menghabiskan 80 persen waktunya untuk berkomunikasi, dan hanya 20 persen waktu mereka dihabiskan untuk pekerjaan tekniknya. Insinyur dengan kemampuan menulis yang baik dapat menghasilkan lebih banyak uang. Jadi, bagi seorang insinyur, batu yang disebut "bahasa Inggris" menjadi batu permata.
Semua pengetahuan adalah sumber yang dapat diterapkan dalam beberapa bentuk. Kenalilah permata - permata tersembunyi ini dalam pengalaman Anda sendiri dan temukan betapa semua ini memenuhi tuntunan karier Anda. Kunci untuk menemukan permata - permata di antara sekantong penuh batu - batuan adalah eksplorasi. Anda memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman seumur hidup untuk memunculkan yang unik dari diri Anda sendiri.
Suatu ketika ada pertanyaan yang diajukan kepada saya, "Sebetulnya yang Anda pelajari itu seputar apa? Pemberdayaan diri yang bagaimana yang Anda ikuti? Kok, saya melihat, Anda juga mendalami hal-hal tentang meta?"
Sudah tidak asing bagi saya menanggapi teman - teman dan sahabat yang bertanya tentang apa yang saya tekuni dan dalami. Banyak dari mereka penasaran dengan latar belakang apa yang saya geluti. Sederhananya, seperti yang sering saya gaungkan "Kemampuan kita untuk belajar sesuatu yang baru. Untuk tujuan apapun. Tak terbatas." Minimal, Saya bisa menanggapi omongan klien saya dengan verstehen.
"Apakah yang telah Anda tekuni kepakai semua saat melayani klien yang datang?" Hihi. Masa iya, Anda memakai semua yang Anda punya sekaligus dalam satu waktu. Tentu, saya hanya memakai yang dibutuhkan saja. Persis serupa judul Sesuai Porsi dan Posisikan Saja Sesuai dengan Fungsinya ketika melayani klien-klien. Utamanya, apa yang saya tekuni, dalami, dan ikuti itulah yang menjadi bekal. Kan kata orang bijak, "Musuhmu adalah dirimu sendiri", sebab itu mari gunakan bekal sebaik-baiknya.
"Deliver you global, quality with personality."
Ada etika yang harus di indah kan bersama. “Aku di sini engkau di sana”, “Aku begini engkau begitu”, jangan semua ada di sini, jangan semua begini, supaya tidak ada benturan. Padahal setiap agama mengemban misi yang tidak berbeda, Islam dengan “dakwah”-nya, Kristen dengan “evangelisasi”-nya. Begitu juga Hindu, Buddha dan yang lainnya, asal pada tempatnya masing-masing. “Aku di sini engkau di sana, sama saja”, begitu suara merdu Broery Marantika yang legendaris itu menutup suatu refleksi.
Semoga kita berperhatian penuh dengan kebijaksanaan, agar kita menjalani hidup yang bermanfaat. Semoga semua yang bernyawa hidup tenteram, sejahtera, bahagia dan bebas dari penderitaan.
Siapa kita hari ini?
Berada dimana kita saat ini?
Kemana kita selama ini mengarahkan waktu kita yang terbatas?
Untuk apa sajakah kita menghabiskan waktu?
Apakah kita peduli dengan penggunaan waktu?
Senyampang masih diberi keberlangsungan hidup, marilah menjejak segenap semesta dengan sedari awal menyadari mengenakan kesadaran utuh mengindahkan kehadiran penuh.
Telah sama-sama kita ketahui, "Sangatlah sia-sia bila kita menyalurkan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna." Mari sama-sama kita merajut untuk merapikan segala hal yang berkaitan dengan diri kita.
Terima kasih telah membaca.
Salam Rahayu untuk Kita Semua
Nuzulul Fajar
Komentar
Posting Komentar