Langsung ke konten utama

APA TUJUAN HIDUP SAYA?

 APA TUJUAN HIDUP SAYA?


Mari kita bersenandika, "adakah sesuatu di jagad raya ini yang tidak memiliki suatu tujuan?"

Tentu banyak orang yang menanyakan pertanyaan tersebut kepada dirinya sendiri dalam menjalani hidup.

Saya membutuhkan waktu yang agak lama untuk menyadari bahwa “hidup memiliki tujuan”.

Tujuan hidup adalah menempuh cara-cara untuk mencapai kehidupan yang diinginkan dan mendapatkan kepuasan batin.

Jika kita melihat dengan mata dan pikiran yang terbuka, tentunya kita akan melihat semuanya bergerak, semuanya memiliki kesadaran dan semuanya memiliki tujuan!

Bahkan tumbuhan pun memiliki tujuan, yaitu menghisap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen untuk menyeimbangkan kehidupan.

Sebab kita sebagai makhluk hidup tentunya memiliki kesadaran. Dan kesadaran lah yang membuat kita mencari tahu apa tujuan kita berada disini? Adakah sesuatu yang harus kita ikuti ataukah kita sendiri yang menentukan tujuannya? Apa yang harus kita lakukan?

Semua pertanyaan tersebut adalah keresahan yang di alami semua orang, sehingga mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang tepat tentang tujuan hidup masing-masing.

Berikut 10 Tujuan Hidup yang Harus Kita Miliki Sebelum Usia 30-an!

1. Know Your Self

“Mengenal diri adalah awal dari kebijaksanaan” -Socrates

Mengenal diri sendiri adalah suatu hal yang mudah dilakukan, namun kita menjadi keliru terhadap tujuan hidup karena tidak mengenal siapa diri kita sebenarnya.

Tentunya, kita hanya perlu melontarkan beberapa pertanyaan seperti,

“Apa yang aku senangi?”

“Apakah yang aku senangi berdampak baik untuk diriku dan orang lain?”

“Apa yang tidak aku sukai?

“Apakah yang tidak aku sukai berdampak baik untuk diriku dan orang lain?”

Lanjutkan pertanyaan tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat kamu buat sendiri. Semakin banyak kita menemukan jawaban beserta alasan-alasannya, maka semakin dalam kita mengenal diri sendiri.

2. Belajar & Terus Belajar

Belajar itu seperti jalan yang tak berujung. Sedari kecil kita sudah belajar. Mulai dari belajar bicara, belajar berdiri hingga belajar berpikir bijak.

Dalam perjalanan hidup yang cukup panjang ini sepenuhnya kita terus belajar tanpa henti. Bahkan disaat kita mencoba untuk berhenti belajar, sebenarnya tanpa disadari kita juga akan mendapatkan pelajaran.

Mungkin tidak semua hal menarik untuk dipelajari. Tapi pelajari saja, karena tak ada satu pun yang sia-sia di dunia ini.

Kita memang tidak perlu menjadi ahli dalam semua bidang, mungkin satu bidang saja cukup. Namun di era informasi yang perubahannya begitu cepat ini, sepertinya tidak cukup jika kita berpegang pada satu bidang saja.

Dan tentunya, kehidupan juga yang memaksa kita untuk belajar lagi dan terus belajar.

3. Menggali Minat Dalan Diri

Apa guna pikiran dan tubuh yang sehat jika tidak kita pergunakan untuk menggali minat dalam diri?

Semua orang memiliki minatnya masing-masing. Tidak ada yang tidak memiliki minat di dunia ini, hanya saja sebagian orang tidak menggali minatnya lebih dalam.

Sangat penting menggali minat dalam diri karena itu menentukan akan menjadi siapa kita nantinya.

Caranya mudah. Belilah sepuluh buku dari bidang yang berbeda-beda. Habiskan waktu sebulan untuk membaca semua buku itu. Setelahnya, kita akan menemukan buku mana yang akan kita baca seterusnya. Itulah ketertarikan!

Saat kita tertarik pada sesuatu, kita akan terus memperdalamnya. Seperti saat kita tertarik pada seseorang, bukankah kita akan mendekat dan mencoba mengenalnya lebih dalam?

4. Menemukan Pedoman Hidup

Katakanlah kita adalah kapal dan dunia ini samudera. Dan apa yang kita alami adalah ombak kencang yang membuat kapal oleng ke kanan dan kiri. Tidakkah kita akan merasa ketakutan saat ombak itu datang?

Tentu kita merasa takut karena mengetahui tak ada satu pun dari kita yang dapat mengendalikan ombak tersebut, bukan?

Begitulah perumpamaan orang-orang yang tidak memiliki pedoman hidup.

Sementara orang-orang yang memiliki pedoman hidup tidak akan merasa takut sedikitpun pada ombak, meskipun tahu bahwa ia tak bisa mengendalikan ombak.

Karena ia tahu, ombak hanya bisa menenggelamkan tubuhnya, tapi tidak dengan keyakinannya.

Maka, mari kita sama-sama mencari pedoman hidup, lalu memegangnya erat-erat agar lebih tenang menjalani kehidupan di samudera yang luas ini!

5. Merawat Diri Sendiri

Merawat diri sendiri adalah cara bertahan hidup semua orang pada umumnya. Tapi coba kita perdalam lagi, apakah merawat diri sendiri dalam arti menjaga kesehatan tubuh saja?

Tentunya, menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting. Tapi merawat diri sendiri lebih luas dari sekedar tubuh yang nampak saja.

Merawat diri sendiri, bukan hanya soal fisik tetapi juga pikiran dan hati. Mengapa itu penting?

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pikiran adalah sumber dari segala macam kerusakan dan penyakit. Dan jika kita mengetahui lebih dalam lagi, pikiran dapat menarik sesuatu yang “Sama” untuk menjadi kenyataan.

Maka, tujuan hidup kita akan lebih bermakna dengan mempraktikkan perawatan diri terhadap fisik yang terlihat maupun tidak.

6. Merasakan Semua Rasa

Hidup tentunya bukan hanya soal kesenangan saja. Untuk menjadi manusia yang utuh tentunya kita perlu merasakan semua rasa.

Kebanyakan dari kita saat ini hanya berfokus pada satu hal, yaitu kebahagiaan. Namun sayangnya alam semesta tidak bekerja dengan cara tersebut. Ya, mungkin nanti, di surga.

Sekarang, saat ini, semua yang sedang kita alami terus berubah dan berubah. Semua hanya bersifat sementara. Sedih sementara dan senang sementara. Bahkan mungkin kita pernah juga merasa sedih bercampur senang, dan itu pun kita rasakan sementara juga.

Banyak lagi perasaan-perasaan lainnya yang kita rasakan dan terus bergantian.

Maka terima saja, karena semua rasa memang harus kita rayakan, kita terima dan kita jalani. Karena perasaan itu ada berjuta-juta banyaknya, maka hanya hati yang mampu menampungnya. Sebab hati lebih luas dari alam semesta.

Dan inilah tujuan hidup kita, merasakan semua rasa. Maka pilihlah, kamu ingin merasakan apa?

7. Membuat Pondasi Kehidupan Pribadi

Jika kita bertanya tentang tujuan hidup, maka sangat penting untuk membangun pondasi untuk kehidupan pribadi masing-masing. Dengan berbagai macam kebutuhan pokok, seperti tempat tinggal pakaian dan makanan.

Namun tak cukup sampai disitu, kini pondasi kehidupan kita bukan hanya perkara kebutuhan pokok saja melainkan kebutuhan batin dan kebutuhan biologis. Maka untuk merasa lebih baik, kita membutuhkan seorang pasangan dan menikah.

Tujuan hidup kita tentunya memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan tersebut satu persatu, sebagai pondasi kehidupan yang dapat membuat kita merasa lebih nyaman dan tenteram menjalani kehidupan.

8. Menemukan Keindahan Hidup

Keindahan hidup tidaklah selalu berbau hal-hal yang menyenangkan atau menggemberikan. Sama halnya seperti kebahagiaan, tentunya kebahagiaan tidak selalu di iringi dengan tawa, bukan?

Temukanlah keindahan hidup menurut versi kamu sendiri, sebab setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam memaknai keindahan.

Dan hidup tentunya akan sangat membosankan jika kita melakukan yang sama terus menerus. Mengambil suatu resiko atau pergi berpetualang tentunya akan memberikan makna keindahan tersendiri bagi setiap orang.

Dalam hal menemukan keindahan hidup, kita masing-masing perlu menjadi diri sendiri!

9. Memberi & Menolong Sesama

Sebagai makhluk sosial, tentunya kita tidak bisa lepas dari orang-orang dan hidup sendirian. Kita butuh beradaptasi dengan orang-orang baru serta menjaga keutuhan hubungan dengan mereka.

Dan pada akhirnya, kita hanya akan menyadari bahwa tujuan hidup ini adalah memberi dan menolong sesama.

Dengan kata lain, kita sudah terlalu banyak menerima. Inilah saatnya kita memberi.

Sedari kecil, kita belajar banyak ilmu. Dan tidaklah mungkin kita dapat memahami sesuatu jika tidak ada orang lain yang memberikan ilmu tersebut lewat buku-buku yang ditulisnya.

Juga dari orang tua, keluarga dan teman, banyak sekali kita mendapatkan pelajaran dari mereka. Maka begitu juga yang harus kita lakukan. Memberikan apa pun yang mampu kita beri terhadap sesama, serta menolong dengan kemampuan kita masing-masing.

Pada akhirnya, hidup akan lebih tenang jika kita tulus memberi dan menolong sesama!

10. Mencapai Kebijaksanaan

Semakin bertambah umur kita, semakin haus kita akan pemahaman. Semakin kita memahami, semakin kita menjauh dari hal-hal yang tidak berguna.

Pada akhirnya, tujuan hidup kita adalah mencapai kebijaksanaan. Menjadi orang dewasa yang lebih memahami diri sendiri dan orang lain.

Saat dimana tidak ada lagi kebingungan dan kekeliruan, itulah kebijaksanaan.

Semua orang tentunya ingin menjadi bijaksana, tapi berat sekali rintangan yang harus kita hadapi. Maka, sia-sia usaha yang kita lakukan jika tidak diiringi dengan pertanyaan mencerahkan. Pertanyaan itu adalah “Di detik ini juga, apa hal-hal yang berarti bagi diri saya?”.

“Di detik ini juga, apa hal-hal yang berarti?” memiliki makna yang berbeda dengan pertanyaan “Apa yang menjadi tujuan hidup?”.

Ada sebuah pola pikir indah yang saya percayai dari penulis Amerika yang bernama Parker J. Palmer. Beliau mengatakan "Selama ini saya menjalani hidup karena berpikir bahwa diri saya sendiri yang menginginkan hidup seperti ini. Tetapi suatu saat, saya menemukan bahwa saya seharusnya menjalani kehidupan yang seharusnya diwujudkan melalui diri saya."

Saat ini saya menjalani hidup dengan cara seperti itu. Tujuan hidup adalah hal yang sakral, sehingga tidak untuk ditemukan oleh diri kita sendiri. Yang harus dilakukan oleh saya adalah, sebisa mungkin terbuka dalam menjalani hidup, dan menyediakan ruang agar tujuan hidupnya bisa masuk. Dengan begitu, tujuan hidup tersebut bisa diwujudkan melalui saya.

“Cobalah untuk mengingat kembali kehidupan yang telah anda jalani”.

Tujuan hidup yang tertulis di atas hanya sudut pandang  penulis yang bisa Anda ikuti maupun tidak. Tak ada paksaan kepada seorang pun “harus begini” atau “harus begitu”, karena semuanya tetaplah kembali pada pilihan kita masing-masing.

Ingatlah, "Tujuan hidup tidak untuk dicari. Kita hanya perlu melakukan yang terbaik terhadap apa yang harus dilakukan saat ini, disini & kini."

Selamat Mencari

Salam Transformasi 
Nuzulul Fajar 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...