Langsung ke konten utama

MEDITASI

Meditasi memiliki fungsi sebagai simbol ketentraman, kesejahteraan, dan kedamaian lahir batin. Ada yang berpendapat kata meditasi berasal dari istilah meditatum, dari bahasa latin yang berarti “merenung”, melalui latihan meditasi kita berusaha untuk mencari dan menemukan suatu hubungan yang lebih baik dengan tubuh pada momen di setiap harinya yang seringkali kita lewatkan begitu saja dan menciptakan tingkat kesadaran yang lebih kuat.

Ada beberapa meditator memaknai, 4 macam manfaat meditasi yang bisa didapatkan baktikan baik untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan umum. Empat macam manfaat tersebut dikenal dengan Catur Dharma, yang terdiri dari Dharma Kriya, yakni swadharma dengan penuh rasa tanggung jawab dan tekun; Dharma Santosa, yakni selalu berusaha menemukan kedamaian lahir dan batin pada diri sendiri; Dharma Jati, yakni kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan ketenangan keluarga serta untuk umum; Dharma Putus, yakni melakukan kewajiban dengan penuh rasa tulus iklas untuk berkorban dan bertanggung jawab demi terciptanya keadilan sosial bagi umat manusia.

Berbagai wilayah  di dunia, mengenal meditasi dengan berbagai nama. Di Indonesia meditasi dikenal dengan istilah Samadhi/Semadi yang berakar dari bahasa sansekerta. 

Hari ini meditasi telah dan terus diadaptasi sesuai dengan kehidupan kita, dan dengan kembali pada akarnya dapat membuat kita mengembangkan rasa apresiasi yang tinggi pada sebegitu luasnya praktik meditasi pada saat ini, serta bagaimana proses perkembangannya di berbagai negara dan wilayah pada titik waktu yang berbeda. Kelas Mindfulness Meditation kami memaparkan penjelasan detail tentang berbagai akar dan asal usul meditasi. Apakah meditasi selalu berhubungan dengan aspek spiritualitas dan religiusitas atau tidak sebab seringkali diidentikan dengan Agama. Mau memahami dan mengalami meditasi secara mendalam? Mari "Bersama Kami, Temukan Diri Anda Yang Baru."


#meditation

#meditator 

#meditasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...