Langsung ke konten utama

EMANG KENAPA KALAU BANYAK MASALAH?

Dunia tidak bekerja dan berjalan sesuai keinginanmu, bukan? Yes. Karena dunia ini berjalan sesuai keinginannya sendiri, hukumnya sendiri! 

Bukankah sering kali malah kamu yang memaksakan dunia untuk berjalan sesuai keinginanmu? Jika benar begitu, maka bersiaplah di gilas oleh kenyataan.

Kamu punya masalah? Masalahmu besar? Santuy ae, H2N! Kaga usah dibuang, ngga udah di singkirkan, H2N ae, Cah! Itu kan yang membuat kita lebih dewasa?

Emang kenapa kalau banyak masalah? Emang kenapa kalau dunia tidak berjalan sesuai keinginanmu? 

INGATLAH, CAH BAGUS !!!

Bahwa dunia adalah transaksional, sebab akibat, kausalitas, saling mempengaruhi & terpengaruh. Tak ada yang gratis. Dan setiap apapun pilihanmu, pasti, selalu ada konsekuensinya yang menyertai. Kamu tidak bisa berharap keinginanmu dipenuhi tetapi menolak konsekuensinya. Tidak bisa. TITIK. Bila keinginanmu ingin dipenuhi, kamu harus bayar konsekuensinya. Kembali ke rumus awal yaa, karena itu hukum dunia. PASTI. 

Bila hanya ingin gratis tapi menolak konsekuensinya, artinya ada cara berpikirmu yang masih keliru, Cah!

Itu dulu aja untuk pagi hari ini yaa. THANKYOU end AILOPYUMOR

Salam Konsekuensi !!!

Nuzulul Fajar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...