Langsung ke konten utama

PERMAINAN KESADARAN

 16 April 2021


1. Bersikap Jelas = Menjelaskan tujuan Anda. Menetapkan tujuan yang dapat dicapai.


2. Bersikap Adil = Beri perhatian dan bersikap adil pada semua orang yang terlibat.


3. Bersikap Jujur = Buatlah perjanjian yang dapat dan akan Anda laksanakan. Anda mungkin ingin melakukanbbeberapa hal tapi tidak bisa --- atau bisa tapi tidak ingin.


4. Bertanggung Jawab = Mengikuti aturan dan melakukan tugas Anda. Evaluasi hasil-hasilnya.


Bila Anda bermain permainan ini, Anda memikul tanggung jawab atas hidup Anda. Anda mulai mewujudkan sesuatu. Anda memiliki kontrol lebih besar karena Anda berhenti menyalahkan hal-hal di luar diri Anda atas situasi yang sedang terjadi. Anda dapat menerima kepemilikan karier, hubungan, status keuangan, pendidikan, atau bidang kehidupan Anda yang lain. Anda dapat menciptakan perubahan besar dalam hidup Anda hanya dengan menerima kepemilikan sikap Anda.


Menerima kepemilikan juga berarti tidak menyalahkan orang lain atas hal yang terjadi pada diri Anda. Menuduh orangtua, keadaan keuangan, kurangnya pendidikan hanya akan mengarah pada kebuntuan. Pikirkanlah tanggung jawab sebagai "tanggung jawab". Kemampuan untuk menanggapi hal yang terjadi pada Anda, tidak sekadar menerimanya. Diperlukan tindakan untuk mewujudkan segala sesuatu.


Silakan gunakan metode ini kapan saja Anda dapati diri Anda sedang membuat dalih, Jar! 😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...