Langsung ke konten utama

SELAMAT HARI BUKU SEDUNIA

 23 April 2021

Banyak teman, sahabat, saudara yang mengakui keunggulan tentang cara ku berintraksi dengan orang baru, berkomunikasi dengan ibu-ibu dan cepat membangun keakraban dengan orang yang usianya jauh lebih tua dari ku. Bahkan, dengan anak usia emas 0-8 tahun pun pertemuan ku dengannya mudah di ingat dan di kangeni. Sampai ada sahabat yang memberi label demikian, "Ah lu mah enak udah bawaan dari lahir cepat akrab sama orang." Ada yang bertanya-tanya seperti ini, "Kok bisa si akrab secepat itu sama orang baru? Lu hipnosis ya!" Atau kalau lawan ketemunya bu-ibu padahal baru ngobrol bentar langsung tercipta wajah ceria, "Gila lu ya, lu doang emang temen gua yang so asik tapi disenengin Ibu-Ibu. Malah sering juga kalau lagi ketemu laki-laki banci/bencong, baru aja bertemu tiba-tiba si banci mengarah pada komunikasi untuk membangun hubungan lebih harmonis. Sampai doi bilang gini, "Berat ya berhubungan sama kamu. Fuhh. Saingannya bukan cuman perempuan. Hmmm, dari beragam kalangan gender ada." Wkwk. Ada juga beberapa teman yang awal intraksi via media sosial, ada di antara mereka yang menyatakan, "kamu seru banget yaa orangnya, sangat menyenangkan kenal denganmu. Ya walau kita belum berjumpa. Dari caramu berkomunikasi sepertinya kamu orang yang humble. Sampai jumpa di dunia nyata yah. Baik-baik." Ujar relasi sosmedku. 

Tahu kenapa? Yah tentunya sebab perantara membaca buku, How to Make People Like You in 90 Seconds karya Nicholas Boothman asal Toronto, Kanada yang di akui genius ini. 


Apa yang menurut lu berharga dalam buku itu, Jar? Tentu semunya berharga, Bos. Tapi yang paling gua ingat betul adalah singkatan dari KFC. Apa tuh KFC?

• Know, ketahui apa yang Anda inginkan.

• Find out, cari tahu apa yang Anda dapatkan.

• Change, ubahlah tindakan Anda sampai keinginan itu terkabul. 


Dari beberapa isi buku ini pun awal aku belajar mempraktikkan memuji saat berkomunikasi alhasil memperoleh informasi gratis karena berhasil membuka diri dan mencegah orang lain menutup diri. Ah intinya bagaimana mempertahankan percakapan kita menawan dan menjadi pribadi yang berkesan di setiap lingkaran yang kita ada didalamnya.

Mau bisa? Tak ada cara lain selain mencoba mempraktikkan nya. 


Selamat Berlatih!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...