Langsung ke konten utama

MAKSIMALKAN PELAYANAN!

 SESUAI JANJI, LANJUTAN CAPTION KEMARIN.


Cerita sedikit, dulu gua pernah cerita ke salah satu mentor gua. Gua cerita banyak dan protes ina ini ita itu tentang A, B, C, D-A lagi, karena gua masih terafiliasi di suatu tempat. Mentor gua cuman bilang begini, "KALAU MASIH IKUT ORANG YA JANGAN BANYAK PROTES, IKUTI. KALAU MAU PROTESMU TERSALURKAN, BUATLAH WILAYAH KAMU SENDIRI."


Karena di dunia gua adalah JASA, jadi ingat kata Mas @adithiafebi "SATU-SATUNYA STRATEGI HANYA MAKSIMALKAN PELAYANANNYA AJA."


Waktu diskusi itu Mas Febi juga bilang begini, "Di ERA SEKARANG itu PEMENANGNYA adalah MEREKA YANG MENERAPKAN CUSTOMER CENTRIST. Bikin customer SENYAMAN MUNGKIN, BIKIN CUSTOMER SEPERTI BENER-BENER RAJA. Perhatikan aspek kenyamanan customer, sampe psikologisnya juga, Jar." Kira-kira begitu. 


Kuncinya, kata Mas Febi ya FITUR - BENEFIT - VALUE. Ini kalau product centrist. Jika products centris sudah selesai, baru deh upgrade jadi customer centris. 


Analogi mudahnya begini, "Tukang nasi uduk kalo jual cuma fitur 'hanya penjelasan bahwa nasi uduk ini ada gorengan, bihun, dll', mungkin cuma bisa di hargai 5000. Tapi kalo jual benefit 'dijelaskan bahwa nasi uduk ini punya manfaat ini itu', mungkin nasi uduk bisa jadi harga 15rb-20rb. Tetapi kalo jual VALUE', dengan penjelasan bahwa kalo makan nasi uduk ini akan bikin kita terlihat CINTA dengan Indonesia atau dengan makan nasi uduk ini akan membuat kita JADI SIAPA', mungkin bisa jadi bisa dijual dengan harga 40-50rb." WAW, Bukan?


Baiknya, mulai DETIK INI tentukan wilayah kita sendiri. Ya, sekarang. Kita harus SADARI PENUH bahwa setiap orang memiliki TARING diwilayahnya masing-masing. TENTUKAN OCEAN Anda SEKARANG, dan MAINKAN. 


Semoga KITA BISA ikut MEMPERINDAH BUMI dan SELURUH KEHIDUPANNYA. SEMOGA.


"MEMAYU HAYUNING BAWANA, AMBRASTA DUR HANGKARA." Artinya,  MANUSIA hidup di dunia harus MENGUSAHAKAN KESELAMATAN, KEBAHAGIAAN dan KESEJAHTERAAN; serta MEMBERANTAS SIFAT ANGKARA MURKA, SERAKAH dan TAMAK.


"Becik Ketitik, Ala Ketara."


Semoga KITA BISA termasuk insan-insan yang TERUS MAMPU untuk MENJAGA BAHAGIA DALAM DIRI KITA selamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...