Langsung ke konten utama

TENTANG HAL GAIB

 Ini buat lu yang udah CAPEK BANGET liat orang di sekitar, entah itu keluarga sendiri, tetangga, bahkan diri sendiri yang SEGALA HAL dikait-kaitin sama hal gaib: #ampundeh


- "Gue di-santet!" 

- "Ini pasti kena guna-guna!" 

- "Mimpi buruk? Berarti lagi diganggu!" 

- "Jatuh? Oh, pasti ada yang iri!" 


Dan lu? 

Udah pengen teriak: 

"GILA, NGGAK SEMUA HAL HARUS DIBIKIN DRAMA DUNIA LAIN!”

Tapi lu juga nggak mau dianggap kafir, nggak sopan, atau “nggak percaya Tuhan”.


Jadi, gimana cara YAKININ orang yang otaknya udah “dicuci” sama hal gaib?


Jawabannya: 

Lu nggak perlu dan nggak ada kewajiban ngeyakinin. Lu cukup BUKA CELAH. 


Karena orang yang percaya keras, bukan karena bodoh. 

Tapi karena: 

➡️ Takut 

➡️ Butuh penjelasan 

➡️ Butuh kontrol di tengah kekacauan 


Dan hal gaib itu NAWARIN JAWABAN INSTAN


"Lu sakit? Oh, pasti ada yang dengki."

Praktis. Cepat. Tapi... PALSU. Dan bikin lu nggak pernah nemu solusi beneran.


Hal gaib itu kayak akun 'FAKE' di Twitter. Dia selalu cepat kasih jawaban. Tweetnya viral. Tapi isinya HOAKS. Dan kalau lu percaya terus, lu bakal salah arah. 


Sedangkan SAINS & LOGIKA? Dia kayak akun VERIFIED yang jarang ngetweet, tapi kalau ngomong, datanya lengkap, sumbernya jelas, dan bikin lu NUNDUK: “Oh... iya juga ya.”


Itu sering gua sebut AHHA MOMENT. 


Jadi, gimana cara bantu orang yang udah “tercuci”? Sesuai konteks pertanyaan lu. 


Pakai 3 jurus aji pamungkas ini aja. 


1. Jangan Lawan. Tapi Tanya.


❌ “Itu mah nggak ada! Lu terlalu gampang percaya!” 

✅ “Waduh, serem juga. Tapi… lu udah cek ke dokter belum? Atau tes darah?” 


Ini namanya TEKNIK MENUNGGANGI ala ogut. 


Lu nggak nolak kepercayaannya. 

Tapi lu SELIPIN PERTANYAAN LOGIKA. 

Kayak BACKDOOR ENTRY ke otaknya, Ning.


“Kalau mimpi buruk itu jin, kenapa pas lo stres kuliah semua pada mimpi buruk? Jin-nya kuliah juga?” 


Bikin dia mikir. 

Bukan marah.


Inget, bantu manusia itu memaksimalkan pikirannya sendiri. 


2. Ganti Label, Bukan Hancurin Kepercayaan. 


Jangan bilang:

“Itu bukan jin, itu stres!” 


Tapi bilang: 

“Mungkin jin-nya cuma SIMBOL dari STRES yang lau tahan-tahan.” 


"Kayak AVATAR di game. Lu lihat ‘makhluk hitam’, tapi itu cuma bentuk dari rasa takut lu yang belum keluar.” 


Jadi lu nggak ngegas, 

tapi NGASIH SUDUT PANDANG BARU aja. 


Dan pelan-pelan, dia mulai: 

“Hmm… bisa jadi gue yang belum rileks, bukan dunia lain yang ganggu." NAH itu maksudnya.. 


3. Tunjukin Solusi yang Bisa Dirasa. 


Orang percaya hal gaib karena butuh TINDAKAN YANG BIKIN TENANG. 


Jadi kasih alternatif yang rasanya sama tenangnya, tapi NYATA.


❌ Bakar kemenyan + doa + azimat

✅ Meditasi + terapi napas + konsultasi psikolog 


Bilang:

“Lu bisa tetap doa, tetap percaya Tuhan. Tapi coba sekali aja, lu ke psikolog. Rasanya? Kayak abis curhat ke sahabat yang nggak bakal nyebarin rahasia lu.” 


Atau:

“Coba lo catat tiap mimpi buruk: kapan, lagi stres apa, habis ngomong sama siapa. Nanti lu lihat polanya. Bukan jin, tapi TRIGGER nya hidup lu.” yang udeh-udeh si gitu, ya ges yaa. 


Dan saat dia lihat: 

“Eh, iya ya… tiap mau ujian gue mimpi digantung. Bukan karena digantung beneran, tapi karena takut gagal.” Ini misalnya, yagesyaa.. 


Boom.

Dia mulai percaya otaknya sendiri. Bukan cerita orang lain.


Inget, Ning. "Lu Bukan Musuh Kepercayaan. Lu Sahabat yang Ngebukain Mata." Bukan mata batin lho yaa, chuaks. Hihi


Orang yang udah “dicuci” bukan karena dia lemah. Tapi karena DUNIA NYATA TERLALU BERAT, dan DUNIA GAIB TERLALU MENENANGKAN. yakan gess ya? Hehe. 


Btw, Tugas lu bukan ngelawan.

Tapi jadi JEMBATAN, seperti Pak Darmo di postingan gua yang lu komen. 


Bilang aja: 

“Gue ngerti lu takut. Tapi coba lihat yang lain juga. Mungkin jawabannya nggak di langit tapi di pola hidup lu, Cuk.” 


Karena kebenaran yang paling kuat bukan yang paling keras. Tapi yang paling masuk akal, dan paling bikin orang akhirnya bilang: ‘Oh… iya juga ya.’


Mudah, kan? 


Gua paham niat baik lu sebenernya begitu sederhana nan mulia, hanya mau membantu membuka pikiran dengan CARA yang MANUSIAWI, kan, Ning?


Semoga membantu yaa... 


Selamat Membaca

Semangat Tumbuh

Teruslah Berpikir Jernih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesurupan Setan?

 CERITA: Obrolan di Warung Kopi yang Bikin Ustadz Nyerah Di sebuah warung kopi dekat kampus,  ada obrolan panas antara tiga orang:  - Aab, mahasiswa psikologi  - Ustadz Miqdam, dai muda yang aktif di kajian  - Pak Juki, tukang ojek yang suka baca Al-Qur’an sambil nunggu penumpang  Topiknya:  "Setan dan kesurupan itu nyata nggak sih?" Ustadz Miqdam langsung angkat suara: “Jelas nyata! Setan itu makhluk halus, diciptakan dari api, suka goda manusia, masuk ke tubuh lewat telinga, dan bikin orang kesurupan, teriak-teriak, sampai harus dipanggilkan guru spiritual!” Aab nyeruput kopi, lalu senyum: “Kalau setan bisa masuk lewat telinga… berarti dia kena otitis eksterna, Pak Ustadz.”  Semua tertawa.  Termasuk Ustadz Miqdam.  Tapi dia balik: “Kamu mau bantah dalil dengan canda?”  Aab santai: “Nggak, Pak. Saya mau bantah kebingungan dengan fakta.  Boleh saya tanya:  Kalau setan itu nyata, kenapa nggak pernah muncul di rekaman MRI? K...

Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko

 Judul: Naka, Layya, dan Anin: Menghitung Uang, Waktu, dan Risiko Di sebuah kafe kecil dengan meja kayu yang sederhana, Naka, Layya, dan Anin berkumpul sambil berbagi cerita. Di antara suara gelas dan obrolan ringan yang ramai, Mereka membahas sesuatu yang nyata, sering dianggap remeh tapi penting di kehidupan ini: uang, waktu, dan risiko. Naka: "Kenapa Uang Itu Selalu Jadi Topik Penting?" Naka membuka percakapan dengan serius, “Kenapa sih, uang itu selalu jadi topik yang bikin semua orang serius? Aku lihat Ayah dan Ibu sering bicara soal anggaran, Kadang mereka terlihat khawatir, kadang mereka terlihat lega setelah membuat perhitungan.” Anin tersenyum sambil menyeruput teh, “Karena uang itu alat, Naka, bukan tujuan. Ayahku bilang, ‘Anin, uang itu bukan segalanya, Tapi kalau kamu nggak bisa mengelolanya, kamu bisa kehilangan banyak hal yang penting di dunia.’” Layya menimpali, “Benar. Ibu bilang, uang itu seperti benih, Kalau kamu tanam dengan baik, dia akan tumbuh menjadi po...

Petani dan Air Hujan

Cerita Singkat: Petani dan Air Hujan Di sebuah desa, hidup seorang petani muda yang rajin.   Setiap pagi dia bangun lebih awal, mencangkul, menyiangi rumput, menyiram sawah.   Tapi musim kemarau datang.   Hujan tidak turun selama 3 bulan.   Sawah kering. Benih mati.   Orang-orang bilang:   "Kamu sudah gagal. Berhentilah." Tapi petani itu tidak berhenti.   Dia tetap mencangkul tanah yang kering.   Anak-anak desa heran:   "Untuk apa mencangkul tanah kering?" Dia tersenyum:   > "Aku tidak mencangkul untuk menanam hari ini.   > Aku mencangkul agar tanah siap —   > saat hujan akhirnya turun." 6 minggu kemudian, hujan turun deras.   Petani itu langsung menabur benih.   Sementara petani lain masih sibuk memperbaiki lahan yang keras,   dia sudah mulai menanam.   Musim panen tiba.   Lahannya menghasilkan padi paling sub...